Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuk Orangtua, Saling Dukung bersama Popmama Parenting Academy 2021!

popmama-parenting-academy


Siapa bilang menjadi orang tua itu mudah? Menjadi orang itu adalah pekerjaan paling berisiko. Bukan hanya membentuk anak. Apa yang kita lakukan pada anak kita membentuk mereka memperlakukan cucu kita. Jangan anggap remeh tugas ini. Ini adalah tugas yang berat, Kawan! Salah-salah, beberapa generasi menangung akibatnya.

Jangan Menjadi Orang Tua yang Salah!

"Setiap minggu, saya selalu menjatah uang pulsa untuk anak saya, Bu!"
"Namun, Ananda tidak pernah satu pun ikut pembelajaran daring. Ini buktinya," ujar saya sembari menunjukan daftar kehadiran siswa. 

Obrolan semacam itu adalah obrolan yang sangat lazim didengar di masa pembelajaran online. Belajar online dengan segala kelebihan dan kekurangannya memang membawa cukup banyak masalah. Salah satunya adalah orang tua yang mati-matian mencari uang untuk menyuplai kebutuhan pulsa anaknya hingga tak mempunyai waktu memperhatikan anak. Sementara itu, si anak justru tidak pernah sekalipun hadir dalam pembelajaran. 

Bisa Kawan Suzan bayangkan bagaimana raut kekecewaan para orang tua yang dipanggil sekolah karena si anak sering bolos pembelajaran padahal mereka mati-matian mencari uang untuk mencukupi kebutuhan anakya? Saya tak pernah tega menatap mata orang tua-orang tua yang dipatahkan hatinya oleh buah hatinya sendiri?

Siapa yang salah? 

Saya tentu tidak bisa memberikan penghakiman bahwa si anak salah. Bisa jadi dia adalah anak yang sangat membutukan perhatian dari orang tuanya. Saya pun tak bisa lantas memberi cap bahwa orang tua semacam itu tidak becus mendidik anaknya.

Menjadi orang tua memanglah bukan pekerjaan mudah. Tujuh belas tahun mengenyam pendidikan formal dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi tak menjamin seorang wanita siap menjadi ibu dan seorang pria siap menjadi ayah. 

Saya jadi mengingat masa kecil. Saya lahir dan dibesarkan oleh seorang ibu yang pekerja keras, bahkan bisa disebut gila kerja. Dalam satu tahun, frekuensi kami bertemu bahkan bisa dihitung dengan jari. Sebagai seorang anak, saya sering menyalahkan Ibu yang tidak pernah "ada" buat saya. Namun, semakin ke sini, setelah saya menjadi ibu, saya memaklumi. Ibu saya hanya ingin membahagiakan saya. Dia tak ingin hidup susahnya juga dialami oleh anak-anaknya. Sayangnya, ukuran bahagia saya tidak sama dengan ukuran bahagia Ibu. 

Jelas, di sini ada yang salah. Orang tua berusaha keras mencukupi materi. Namun, anak yang butuh rasa diberi perhatian dan kasih sayang. Kasus yang dialami para orang tua siswa di sekolah saya mungkin serupa dengan kasus orang tua saya. Apa yang mereka yakini baik untuk putranya, ternyata bukan hal yang benar-benar diinginkan oleh anak. 

quote-parenting

Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk belajar menjadi orang tua. Belajar memberikan apa yang baik untuk anak, bukan baik di mata orang dewasa. Saya sangat yakin bahwa prioritas orang tua adalah anak. Apapun akan dilakukan dengan kebahagian anak. Mereka berusaha melakukan apapun versi terbaik yang mereka bisa. Sayangnya, apa yang terbaik, bukan berarti memang baik untuk anak. Jangan sampai cinta kita kepada anak bertepuk sebelah tangan karena ada yang salah kita pahami.

Belajar Menjadi Orang Tua

menjadi-orang-tua

Menjadi suami-istri yang dianugerahi seorang anak tidak lantas menjadikan seseorang berhasil menjadi orang tua. Menjadi orang tua adalah menjadi orang dewasa yang memahami apa yang terbaik bagi anak. Berhenti memberikan sesuatu dari kacamata kita sebagai orang dewasa. Pahami, apa yang benar-benar dibutuhkan oleh anak.

Sebaik-baiknya ilmu adalah pengalaman. Belajar dari Devi kecil yang selalu merindukan orang tuanya, saya tentunya tak ingin mengulang kesalahan serupa. Bukan berarti bahwa orang tua saya tidak baik. Hanya saja, mereka mungkin salah mengartikan apa yang "terbaik" untuk saya. Oleh karena itu, semenjak berumah tangga, saya  banyak belajar tentang pengasuhan anak. Ilmu yang ternyata tidak ada habisnya untuk dipelajari. 

Popmama.com menjadi salah satu tempat yang saya jadikan referensi belajar. Bahasan ilmu seputar "menjadi orang tua" dikemas dengan santai. Cocok sekali untuk mama-mama milenial. Sangat kriuk untuk dilahap dan mudah dicerna. 

Melalui portal ini, Kawan Suzan dapat menemukan berbagai informasi seputar "menjadi orang tua" lengkap dari masa perencanaan kehamilan hingga pengasuhan remaja plus wawasan seputar kehidupan. Di sini juga ada fitur tanya ahli dan berbagai tools yang bermanfaat, khususnya buat para mama seperti due date calculator, ovulation calculator, pregnancy weight gain calculator, dan baby names finder. Kawan Suzan juga bisa gabung komunitas untuk saling menguatkan penerapan parenting dan juga ada kompetisi untuk menambah "imun" pengasuhan. Paling penting nih, Kawan Suzan dapat terus mengembangkan pengetahuan parenting melalui Parenting Academy Online. Tentunya, semua ini dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Syaratnya cuma satu: punya kuota. 😅

popmama

Menyadari pentingnya ilmu menjadi "orang tua", Popmama menghadirkan Popmama Parenting Academy. Dan jujur, ini membuat saya semakin cinta dengan Popmama. Coba deh lihat highlight Popmama Parenting Academy 2020! Banyak sekali ilmu pengasuhan yang penting banget diketahui para orang tua. Putar deh satu persatu video yang ada di #POPAC2020, dijamin tidak akan berhenti. 😅


Tahun ini, Popmama kembali menghadirkan Popmama Parenting Academy 2021. Apa sih sebenarnya Popmama Parenting Academy? Popmama Parenting Academy adalah wadah para orang tua untuk belajar ilmu pengasuhan dan belajar menjadi orang tua yang seharusnya. Ini adalah kegiatan tahunan yang memang dipersembahkan untuk para orang tua yang mau menjadi lebih baik dan dan suka belajar. 

Tahun ini, tema yang diusung adalah Parents Support Parents. Acaranya akan digelar dari 1-31 Desember 2021. Jangan kelewatan ya, Kawan Suzan! Ada berbagai kegiatan seru yang dapat Kawan Suzan ikuti!

popmama-academy-parenting-2021

Yuk Orang Tua, Kita Saling Dukung!

parents-support-parents

Gambar di atas adalah ilustrasi percakapan saya dengan salah seorang sahabat. Ternyata, hal sepele yang kita lakukan bisa juga berdampak luar biasa pada kehidupan seseorang. Sungguh, rasanya luar biasa menerima ucapan terima kasih yang tulus. Indah sekali bisa bermanfaat untuk orang lain.

Waktu itu sahabat saya mengeluhkan pengeluarannya untuk membeli susu formula. Saya kaget dong. Karena setahu saya, dia termasuk yang pro-ASI. 

Saya menanyakan alasannya memberikan susu formula. Apakah ada kondisi khusus yang menyebabkan dia tidak bisa memberi ASI? Secara kesehatan, tidak ada masalah sebenarnya. Namun, dia kesulitan menyiapkan ASIP untuk anaknya. Ditambah, orang tua yang diminta membantunya mengasuh anaknya sering mengatakan bahwa si anak sering rewel karena dianggap masih lapar dan ASI dia tidak mencukupi. Alhasil, susu formula menjadi jalan ninja yang paling mungkin dipilih.

Saya tentu tidak bisa memberikan penghakiman bahwa pilihannya mengganti ASI dengan susu formula salah. Saya hanya memberikan alternatif-alternatif argumen untuk dia kembali memberikan ASI. Tidak terlalu banyak nasihat sih sebenarnya, palingan saya hanya memberikan beberapa tautan informasi tentang ASI. Dan ... pesannya yang masuk benar-benar membuat saya terharu. 

Menjadi ibu memanglah tidak mudah. Tujuh belas tahun mengenyam pendidikan formal dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi tak menjamin seorang wanita siap menjadi ibu. Terlebih jika seorang ibu berada di lingkungan yang tidak memberikan dukungan. Orang tua-orang tua senior (Ibu, Nenek, Bulik, Bude, dst) seringkali memegang ilmu-ilmu pengasuhan yang sudah turun-temurun―yang sayangnya sering tidak relevan dengan ilmu parenting masa kini. Seorang ibu baru tidak sekadar butuh masukan informasi. Pengetahuan-pengetahuan pola asuh masa kini dapat dengan mudah didapatkan. Artikel di Google bertebaran, belum lagi video-video di Youtube, bahkan postingan-postingan di media sosial juga bejibun.

Pada dasarnya, memperoleh informasi pengasuhan mudah. Namun, menerapkannya yang butuh perjuangan. Ibu tidak bisa melakukan sendiri. Dia butuh dukungan. Dia butuh support system yang baik. 

Saya yakin, di luar sana banyak orang tua yang mengalami nasib sama seperti sahabat saya. Mempunyai bekal pengetahuan cukup dalam ilmu pengasuhan tetapi kurang mendapat dukungan dari lingkungan untuk menerapkan ilmu yang dia dapat.

Jadi, Kawan Suzan! Yuk kita bersinergi. Kita dukung para orang tua untuk menjadi "orang tua". Tak perlu dengan hal besar dan bombastis. Saling merangkul tanpa memberi penghakiman, berbagi informasi dan ilmu pengasuhan, saling menyemangati untuk senantiasa belajar menjadi orang tua adalah wujud parents support parents yang paling mudah dan bisa dilakukan siapa saja.

Penutup

quote-menjadi-orang-tua

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang paling berat. Mari kita senantiasa mengasah diri agar pantas menjadi orang tua. Mari kita saling mendukung dan menguatkan agar pekerjaan berat ini tidak semakin bertambah berat. Percayalah, jika kita berhenti saling menusuk dan mulai saling merangkul, kita mampu membentuk anak-anak yang kuat. Generasi masa depan yang dapat diandalkan. Tujuan kita sama bukan? Kita bisa bergandengan tangan mulai sekarang!😊

Salam,

susana-devi


Susana Devi Anggasari
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.