Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penulisan Judul yang Benar Sesuai PUEBI

penulisan-judul-yang-benar

Penulisan Judul yang Benar Sesuai PUEBI—Judul merupakan poin penting sebuah teks bacaan. Judul adalah ujung tombak bagi penulis. Ibarat tampilan, judul adalah wajah pertama yang akan dilihat pembaca. Jika menarik, besar kemungkinan tulisan dibaca. Jika tidak, ya sekadar membaca judul saja. Oleh karena itu, selain harus mencerminkan isi bacaan, judul harus dibuat semenarik mungkin.

Namun, perlu diingat. Sebagai penulis, kita bukan hanya dituntut dapat membuat judul yang menarik tetapi juga sesuai dengan kaidah penulisan.


Penulisan Judul yang Benar Menurut PUEBI

Bagaimana sih cara penulisan judul yang benar menurut PUEBI alias Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia? Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan ketika menulis judul.

Kaidah Kapitalisasi Judul

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia diterangkan bahwa penulisan judul harus menggunakan huruf kapital. Apakah benar penulisan judul dengan huruf kapital semua? Kita lihat kutipan berikut!


cara-penulisan-judul-yang-benar

Aturan penggunaan huruf kapital yang terdapat di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia seperti kutipan di atas terlihat sederhana. Namun, dalam praktiknya ternyata tidak semudah itu. Oleh karena itu, mari kita urai bagaimana kapitalisasi yang tepat untuk penulisan judul.


1. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata

Berdasarkan aturan tersebut berarti penggunaan huruf kapital hanya pada huruf awal setiap kata, bukan semua huruf. Ini patut kita garis bawahi.

KeteranganContoh
RESEP SOTO AYAM NUSANTARA
Resep Soto Ayam Nusantara


2. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Kata Ulang Sempurna

Adakalanya judul mengandung kata ulang. Bentuk kata ulang sempurna diberi huruf kapital pada huruf pertama tiap unsurnya, sedangkan bentuk ulang lain hanya diberi huruf kapital pada huruf pertama unsur pertamanya. Berikut contoh penulisan judul yang mengandung kat ulang.

KeteranganContoh
Penerapan Asas-asas Hukum Perdata
Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata
Lestarikan Budaya Ramah-Tamah
Lestarikan Budaya Ramah-tamah


3. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata kecuali Kata Tugas

Aturan yang perlu diingat selanjutnya adalah pengecualian kapitalisasi. Pemakaian huruf kapital di awal kata tidak berlaku untuk kata tugas.

Nah, permasalahan di sini kita harus paham apa yang dimaksud dengan kata tugas. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia hanya disebutkan bahwa contoh kata tugas adalah “di, ke, dari, dan, yang, dan untuk”.

Pertanyaannya, apakah hanya itu yang termasuk kata tugas? TIDAK! Masih banyak kata lain yang termasuk kata tugas.


Berkenalan dengan Kata Tugas

Sebenarnya ada cara mudah untuk menentukan apakah sebuah kata termasuk kata tugas atau tidak. Kata tugas memiliki ciri yang cukup unik dibanding dengan kelas kata lainnya.

Kata tugas hanya mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.

Maksudnya bagaimana?

Kata tugas tidak dapat diartikan secara bebas atau lepas tetapi hanya dapat diartikan dengan melihat kaitannya dengan kata lain dalam susunan frasa atau kalimat.

Mudahnya begini, kata “pena” dapat diartikan secara leksikal sebagai alat untuk menulis dengan tinta. Namun, kata “di” tidak dapat diartikan kecuali kata itu dirangkai dengan kata lain. Misal, di pasar yang berarti di sebagai penunjuk tempat. Jadi, jika kata lain dapat diartikan secara langsung, kata tugas baru dapat diartikan jika ia sudah bertemu dengan kata lain.

KeteranganContoh
Langkah Membuat Presentasi Yang Menarik
Langkah Membuat Presentasi yang Menarik

Kata "yang" termasuk kata tugas. Itu tadi  contoh penulisan kata "yang" pada judul.


4. Kata Tugas yang Berada di Awal Judul Ditulis Kapital

Pengecualian kapitalisasi pada kata tugas tidak berlaku jika kata tugas terletak di awal judul. Huruf pertama pada kata tugas yang berada di awal judul harus ditulis menggunakan huruf kapital.

KeteranganContoh
pada Sebuah Kapal
Pada Sebuah Kapal


Prinsip Penulisan Judul yang Benar

Selain memperhatikan penulisan yang sesuai kaidah PUEBI, ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam menentukan judul.

1. Judul Bukan Kalimat

Salah satu syarat judul adalah singkat dan padat. Karena judul adalah gambaran  singkat atau gerbang menuju isi bacaan, judul harus lugas dan tegas.

Judul harus ditulis dalam bentuk frasa bukan kalimat. Oleh karena itu, tidak perlu ada tanda baca setelah judul, baik titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?).

Namun, dewasa ini banyak sekali penggunaan judul yang mengunakan tanda seru atau tanda tanya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh efek bombastis dan memicu rasa ingin tahu pembaca. Saya juga beberapa kali membuat judul semacam ini untuk artikel di blog ini, misalnya Anak Tidur Sendiri, Mengapa Tidak?

Jika dilihat dari segi keilmuan, penulisan judul semacam ini sebaiknya jangan dilakukan. Terlebih jika judul yang dibuat untuk tulisan ilmiah. Penulisan judul yang menggunakan tanda baca bukanlah penulisan judul yang tepat dalam sebuah karya ilmiah.


2. Hemat

Salah satu indikator berbahasa yang benar adalah tidak melakukan pemborosan. Oleh sebab itu, penggunaan kata atau frasa yang mempunyai makna sama dan tujuan yang sama tidak boleh dilakukan.

KeteranganContoh
10 Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
10 Ciri Tulisan yang Baik
Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
20 Cara-Cara Meningkatkan Kreativitas
20 Cara Meningkatkan Kreativitas
Cara Meningkatkan Kreativitas

Mengapa judul di atas dinggap boros? Perhatikan frasa “10 ciri-ciri”. Dalam frasa tersebut ada penjamakkan yang dilakukan dua kali, yaitu 10 ciri atau ciri-ciri.  Frasa “10 ciri” dan “ciri-ciri” sudah menunjukan bentuk jamak ada lebih dari satu.

Solusinya?

Pilih salah satu bentuk saja, jangan gunakan keduanya sekaligus agar penulisan judul menjadi benar. Hal tersebut juga berlaku untuk frasa “20 Cara-Cara”.


3. Logis

Sekalipun judul harus menarik dan membuat pembaca ingin tahu, judul harus tetap memperhatikan kelogisan. Kelogisan judul ini harus memperhatikan nalar berbahasa. Perhatikan judul berikut!

() Edarkan Narkoba, Polisi Tangkap Seorang Mahasiswa

Sekilas tidak yang salah dengan judul berita di atas. Namun, jika kita cermati lebih dalam ternyata terdapat bahasa yang tidak logis dalam judul tersebut.

Berdasarkan logika bahasa, dengan judul di atas maka yang mengedarkan narkoba adalah polisi bukan mahasiswa. Namun, karena logika umum yang berlaku di masyarakat yang berhak melakan penangkapan adalah polisi maka judul tersebut tampak benar. Padahal, secara nalar berbahasa itu keliru.

Lalu bagaimana solusinya? Gunakan salah satu pilihan ini untuk menyajikan judul.

() Edarkan Narkoba, Mahasiswa Ditangkap Polisi

() Mahasiswa Ditangkap Polisi karena Edarkan Narkoba


 4. Paralel

Keparalelan judul yang dimaksud di sini adalah kesamaan bentuk yang digunakan pada judul. Kesamaan bentuk dapat dilihat dari kelas kata atau imbuhan yang digunakan.

KeteranganContoh
Mengenal Fungsi dan Cara Pembuatan Permainan Edukasi
Mengenal Fungsi dan Cara Membuat Permainan Edukasi

Perhatikan kata “fungsi” dan “membuat”! Dua kata tersebut tidak paralel secara bentuk. Kata “fungsi” merupakan nomina, sedangkan kata “membuat” merupakan verba. Bagaimana solusinya? Ganti Membuat dengan Pembuatan

Nah, itulah cara penulisan judul yang benar menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat judul. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Kawan Suzan!

Susana Devi Anggasari
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.