Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manfaat Ikut Komunitas ODOP

manfaat-ikut-ODOP

Tidak mudah untuk konsisten menulis di blog ini. Di hari-hari yang longgar menyiapkan satu tulisan per hari tidak begitu berat. Namun, ketika pekerjaan sedang numpu juga pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai, rasanya berat sekali. 

Mungkin jika tidak mengikuti tantangan menulis satu hari satu tulisan bersama ODOP, bulan ini saya  jarang memposting tulisan. Benar-benar bulan yang riweuh. Suami alhamdulillah diberi kesempatan merasakan sakit, pengalaman pertama isolasi mandiri sembari menunggu tes swab yang mendebarkan, belum lagi beberapa pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Mau mengibarkan bendera putih, tapi sayang sudah sejauh ini.

Manfaat Ikut ODOP

Komunitas ODOP memberi banyak pelajaran. Bukan sekadar materi-materi menulis, tetapi juga hal-hal lain dalam memaknai kehidupan.

1. Belajar Berkomitmen

Saya adalah tipe orang yang akan selalu berusaha menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Jikapun gagal, saya harus sudah berusaha semaksimal mungkin.  Maka ketika tubuh lelah, pun otak payah untuk diajak berpikir, saya akan bilang "Salah siapa dulu ikut ODOP?"

Biasanya kata itu cukup ampuh untuk saya mengambil dan menyalakan laptop. Walau seringnya saya lebih lama nyari ide ketimbang nulisnya. 😅

Namanya juga usaha kan ya? Pokoknya ketika rasanya mau menyerah, saya ingat bagaimana perjuangan untuk bertahan di titik ini. Rasanya eman kalau akhirnya gagal karena saya berhenti berusaha. Mengikuti ODOP adalah tentang pilihan bertahan atau menyerah.

2. Paham Bahwa Hidup Ibarat Roda

Kehidupan itu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah, sesekali malahh di tukang tambal ban. Tidak mungkin mulus-mulus saja.

Begitu juga dalam menulis. Kadang gampang banget nulis. Sekali nemu ide, bisa ribuan kata dimuntahkan. Beberapa kali, lebih banyak bingung mau nulis apa dibanding nulisnya. Sering juga mapet dan ngerasa buntu. 

Kadang ada waktu luang yang bisa digunakan buat nulis dengan santai. Kadang harus curi-curi waktu buat nulis hingga rasanya seperti dikejar setoran. 

Setiap hari tidak selalu sama kondisinya. Namun, bagaimana pun kondisinya, mau tidak mau, harus memaksa diri bisa menulis setiap hari.

3. Turunkan Standar untuk Bertahan

Ada beberapa kondisi yang tidak bisa kendalikan. Saat berada di posisi tersebut, pilihan kita ada dua: memaksakan standar yang kita punya dengan risiko gagal atau menurunkan standar untuk bisa bertahan.

Sebelum ikut ODOP, rata-rata artikel saya lebih dari 750 kata. Konon jumlah ini adalah jumlah aman untuk bersaing dari sisi SEO. Saya berusaha memenuhinya. Namun, ada juga kok yang mengatakan bahwa artikel pendek masih punya peluang direkomendasikan kepada pembaca oleh Google.

Artikel dengan jumlah kata 750 itu mudah memiliki waktu yang cukup untuk riset. Biasanya saya membutuhkan waktu hampir setengah hari sendiri hanya untuk riset. Nah, ini yang kadang saya tak sanggup. Akhirnya, ya sudah. Di jam-jam darurat saya mengalah. Saya menurunkan standar saya. Ah, yang penting lolos dulu. Besok bisa diperbaiki, begitu pikir saya. 😅

Penutup

Standar tulisan saya biasanya ada 5 atau 7 poin dalan artikel yang dibahas. Sebenarnya pengen nambahi jadi segitu, tapi rasanya sudah sangat lelah. Mungkin jika teman-teman ada saran bisa ditulis di kolom komentar. Besok kalau sudah senggang akan saya tambahkan di postingan ini.

Susana Devi Anggasari
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.