Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Merasa Diri Paling Baik

jangan-merasa-diri-paling-baik

Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.

Pernah mendengar peribahasa tersebut? Hati-hati, terkadang kita juga melakukannya, sadar atau tak sadar.

Saya kadang heran mengapa dengan mudahnya kita mengomentari kebobrokan orang lain. Toh, kalau mau berkaca, kita juga tak lebih dari yang kita komentari. Jika orang tak melihat buruknya kita, ndelalah Gusti masih menutupi aib kita. Kita bukan manusia sempurna, kok. Jangan sok suci!

Orang Baik Tidak Akan Mengatakan Dirinya Baik

Jangan merasa lebih baik dari orang lain! Orang baik justru tak akan berkoar  dirinya baik. Orang baik menunjukan kebaikannya dengan tindakan tanpa banyak cakap. Orang baik membuat orang lain memberikan pengakuan bukan menyuruh orang lain membuat pengakuan.

Jangan Merasa Paling Hebat

Penyakit yang membuat kita tidak berkembang adalah merasa kita hebat. Merasa kita mampu dan menguasai sesuatu adalah hal yang membuat kita berhenti belajar. Pahamilah, sehebat apapun kita, ada masa di mana kita akan digantikan. Tidak ada yang abadi.

Saat ini bisa saja kita menjadi ketua divisi paling keren. Prestasi kita luar biasa dibanding yang lain. Lalu, kita seolah merasa orang lain tidak bisa apa-apa tanpa kita.

Jangan sombong, oey! Selalu ada daun yang mulai kuncup setelah ada daun yang gugur. Alam selalu punya cara untuk menjaga keseimbangan. Selimbung apapun, ada cara untuk bertahan, Ada orang baru yang akan mampu menggantikan bahkan lebih baik.

Ambillah Cermin!

Jika mudah menilai buruk orang lain, ambillah cermin. Lihatlah apakah kita sudah lebih baik! Jangan merasa paling benar! Selalu merasa benar artinya kita tidak "benar".

Jangan suka menuding orang lain salah. Saat menunjuk orang lain, lihatlah satu jari mengarah ke luar dan 3 jari lainnya mengarah kita., ibu jari bingung menentukan sikap. 😂

Artinya sebelum kita menguliti orang lain, kita perlu berpikir berkali-kali dan menginstropeksi apakah diri kita memang sudah lebih baik. Jika hal tersebut dilakukan, maka kita tidak berani untuk mengumbar keburukan orang lain. 

Sibuklah agar Tak Ada Lagi Waktu Mengurusi Orang Lain

Jangan menjadi orang yang memiliki banyak waktu luang. Orang dengan waktu senggang rentan mencari kesibukan. Salah satu yang paling dekat dan mudah dilakukan adalah mengurusi hidup orang lain. Oleh karena itu, jika memang tak ada kesibukan bukalah laptopmu dan mulailah menulis. Kalau sedang malas menulis, pergilah ke taman. Mencabut rumput yang  mulai tumbuh selain membuat taman lebih indah juga membuat tubuh lebih sehat.

Penutup

Kita bukan manusia sempurna, begitu pun orang lain. Tugas kita adalah selalu memperbaiki diri, bukan memperbaiki orang lain. Jika memang ada hal yang perlu disampaikan pada orang lain, alangkah baiknya disampaikan langsung dengan cara yang santun.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu dijaga Allah dan saling menjaga saudaranya.

Salam, 




Susana Devi Anggasari
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.