Ibu menyusui biasanya bingung ketika Ramadan tiba. Menyusui itu sakral bagi para ibu, tapi Ramadan adalah bulan istimewa yang datang hanya satu kali dalam satu tahun. Adakah yang mengalami hal seperti ini?
Islam sendiri sebenarnya memberi keringanan bagi umatnya, salah satunya bagi ibu menyusui. Ketika seorang ibu sedang dalam kondisi menyusui, seorang ibu boleh tidak menjalan puasa dengan kewajiban mengganti di hari lain dan atau membayar fidyah. Sebelum memutuskan untuk ikut berpuasa atau tidak, Kawan Suzan mungkin perlu mempertimbangkan beberapa hal.
1. Kenali Kebutuhan ASI Si Kecil
Rata-rata, para ibu yang galau untuk ikut berpuasa atau tidak adalah ibu yang khawatir bahwa kebutuhan ASI si kecil tidak akan terpenuhi. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk tahu berapa kebutuhan ASI yang diperlukan oleh si kecil. Ukuran kebutuhan ASI bayi dapat dilihat dari usia dan berat badan si kecil.
2. Puasa Tidak Mempengaruhi Produksi ASI
Menurut banyak penelitian, puasa tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas atauapun kuantitas produksi ASI. Penelitian yang dilakukan Neville, dkk menyebutkan bahwa ibu menyusui yang melakukan puasa dan mencukupi kebutuhan air dalam tubuhnya tidak menunjukan terjadinya penurunan produksi ASI yang signifikan. Artinya, asal ibu mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya dengan baik, puasa tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kualitas maupun kuantitas ASI.
3. Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui
Seorang ibu yang sedang menyusui boleh tidak puasa dan membayar pengganti untuk puasa yang ditinggalkan. Menurut madzhab syafi’i, jika alasan tidak menyusui karena mengkhawatirkan kondisinya dirinya ataupun dirinya dan anaknya, maka ia berkewajiban mengganti puasa di hari lain. Namun, apabila ia hanya mengkhawatirkan anaknya saja, bukan hanya mengganti puasa, ia juga wajib membayar fidyah.
اَلشَّافِعِيَّةُ قَالُوا اَلْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ إِذَا خَافَتَا بِالصَّوْمِ ضَرَرًا لَا يُحْتَمَلُ سَوَاءٌ كَانَ الْخَوْفُ عَلَى أَنْفُسِهِمَا وَوَلِدَيْهِمَا مَعًا أَوْ عَلَى أَنْفُسِهِمَا فَقَطْ أَوْ عَلَى وَلَدَيْهِمَا فَقَطْ وَجَبَ عَلَيْهِمَا الْفِطْرُ وَعَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ فِي الْأَحْوَالِ الثَّلَاثَةِ وَعَلَيْهِمَا أَيْضًا اَلْفِدَيَةُ مَعَ الْقَضَاءِ فِي الْحَالَةِ الْأَخِيرَةِ وَهِيَ مَا إِذَا كَانَ الْخَوْفُ عَلَى وَلَدِهِمَا فَقَطْ
“Madzhab syafii berpendapat, bahwa perempuan hamil dan menyusui ketika dengan puasa khawatir akan adanya bahaya yang tidak diragukan lagi, baik bahaya itu membahayakan dirinnya beserta anaknya, dirinya saja, atau anaknya saja. Maka dalam ketiga kondisi ini mereka wajib meninggalkan puasa dan wajib meng-qadla`nya. Namun dalam kondisi ketiga yaitu ketika puasa itu dikhawatirkan memmbayahakan anaknya saja maka mereka juga diwajibkan membayar fidyah”. (Abdurrahman al-Juzairi, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-2, h. 521).
4. Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui
Setelah memperhatikan beberapa hal di atas, apabila Kawan Suzan sudah mantap untuk berpuasa, maka kamu wajib mempersiapkan diri dengan baik agar puasa berjalan lancar, kesehatan bunda dan si kecil pun terjaga.
1) Penuhi Kebutuhan Nutrisi
Tubuh memerlukan nutrisi yang seimbang. Puasa tidak berarti harus mengurangi jumlah makan, tetapi mengganti pola makan. Penuhi kebutuhan kalori dengan membagi jam makan di waktu yang diperbolehkan. Usahakan kebutuhan makronutrisi terpenuhi dengan baik.
2) Perhatikan Asupan Cairan
Ibu menyusui membutuhkan cairan yang cukup dalam tubuh. Dehidrasi mungkin akan berpengaruh pada kondisi ibu di siang hari. Oleh karena itu, ibu harus bisa mengatur asupan cairan dalam tubuh. Ibu bisa menggunakan pola 2-4-2 untuk memenuhi kebutuhan air minum. Dua gelas di saat berbuka, empat gelas selama belum tidur, dan dua gelas ketika sahur.
3) Istirahat yang Cukup
Produksi ASI sangat dipengaruhi dengan kesehatan ibu. Oleh karena itu, ibu harus istirahat yang cukup. Jangan terlalu memforsir tenaga. Hindari begadang yang tidak penting.
4) Jangan Memaksakan Diri
Kawan Suzan perlu memperhatikan kondisi diri dan si kecil. Jangan memaksakan diri untuk tetap berpuasa apabila ada kondisi tertentu yang mengkawatirakan. Kawan Suzan boleh membatalkan puasa apabila dirasa membahayakan diri kamu atau si kecil.
Penutup
Puasa memang tidak terlalu mempengaruhi produksi ASI. Jika Kawan Suzan memutuskan untuk puasa, pastikan kondisi kamu dan si kecil kuat untuk itu, konsultasikan ke dokter bila perlu. Ingat, sekalipun puasa wajib, tapi Islam memberi kelonggaran untuk ibu menyusui kok.
Salam,
Posting Komentar untuk "Ibu Menyusui: Puasa Enggak Ya?"
Posting Komentar
Sugeng rawuh di susanadevi.com. Silakan tinggalkan jejak di sini. Semua jejak yang mengandung "kotoran" tidak akan ditampilkan ya!