Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ibu Hebat Lakukan Ini Selama Dampingi Pembelajaran Jarak Jauh

pembelajaran-jarak-jauh

Pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu pilihan untuk memutus mata rantai COVID-19. Belajar dari Rumah (BDR) menjadi upaya agar setiap anak mendapatkan haknya untuk belajar. 

Tak dapat dipungkiri memang bahwa sistem belajar yang masih baru ini bagi kebanyakan pihak membuat stres. Bukan hanya guru dan siswa, orang tua pun mengeluh.

Belajar jarak jauh memang bukanlah kebijakan yang menyenangkan. Namun, mau tak mau hal ini harus dilakukan. Kita tidak dapat membiarkan anak-anak kehilangan hakya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Apa dan Mengapa Pembelajaran Jarak jauh?

Pembelajaran jarak jauh adalah sistem belajar-mengajar tanpa tatap muka atau pembelajaran di kelas secara langsung. Hal ini dikarenakan adanya larangan berkumpul dan menghimpun massa akibat adanya pandemi COVID-19.

Sebenarnya pendidikan jarak jauh sudah ada sejak dulu.  Program ini telah dimiliki beberapa lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, juga Universitas Gadjah Mada. 

Pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan pelaksanaan pembelajaran di sekolah sejak adanya pandemi ini. Pandemi membuat kita tidak bebas bergerak. Namun, pendidikan anak tak bisa diabaikan begitu saja. 

Ibu Menjadi Kunci Keberhasilan Pembelajaran Jarak Jauh

Keberhasilan pembelajaran jarak jauh bukan hanya terletak di tangan guru dan sekolah. Keluarga menjadi pilar utama penyokong keberhasilan pendidikan anak. 

Ibu sebagai garda terdepan keluarga harus mampu memastikan dan mengondisikan situasi di dalam rumah agar tetap kondusif. Anak butuh suasana yang nyaman dan tenang untuk belajar.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu selama menjadi "guru" untuk putra-putrinya. Berikut adalah tips asyik yang dapat ibu lakukan agar belajar tetap menarik untuk anak-anak.

kunci-pembelajaran-jarak-jauh

Berkomunikasi dengan Pihak Sekolah dan Guru

Pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama antara orang tua dan sekolah. Orang tua memegang peran utama, selanjutnya sekolah sebagai mitra harus bisa berkolaborasi dengan baik agar anak mendapatkan haknya memperoleh pendidikan. 

Dalam hal ini ibu dapat berperan aktif  dengan menjalin komunikasi dengan pihak sekolah ataupun guru. Manfaatkan layanan komunikasi yang disediakan sekolah dengan baik. Tanyakan apapun berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh yang belum dipahami. Konsultasikan berbagai masalah yang timbul, terlebih jika ibu memiliki lebih dari satu anak yang harus belajar dari rumah.

Pahami Kurikulum dan Jadwal Sekolah

Menteri Pendidikan telah mengamanahkan bahwa ketuntasan kompetensi inti dan kompetensi dasar bukan menjadi patokan keberhasilan pembelajaran. Fokus pendidikan lebih menitikbertakan kemampuan numerasi, literasi, dan pendidikan karakter. Keluarga dan sekolah harus mempunyai visi dan misi yang sama dalam hal ini.

Ibu bisa mempelajari kurikulum dan jadwal pembelajaran dari sekolah. Umumnya, jadwal belajar darri sekolah tidak sama dengan jadwal sekolah reguler. Pentingnya ibu memahami kurikulum dan jadwal belajar anak adalah untuk memudahkan ibu menemani dan membimbing anak belajar di rumah.

Lengkapi Fasilitas Belajar yang Dibutuhkan

Sarana dan prasarana belajar menjadi hal yang penting untuk disediakan. Perangkat komunikasi dan elektronik serta kebutuhan signal menjadi hal utam yang harus diprioritas.

Namun, perlu dipahami bahwa pemenuhan kebutuhan ini bukanlah sesuatu yang berat. Taruhlah ketika anak harus belajar tatap muka, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Rata-rata anak membawa uang saku untuk transport minimal Rp10.000,  belum lagi untuk jajan dan bekal makanan. 

Taruhlah, sekarang ibu tidak harus memberi uang saku untuk transport dan jajan, alokasikan dana tersebut pada pemenuhan kebutuhan belajar. Ini akan menjadi sama saja. 

Jadi, stop untuk mengeluh bahwa pembelajaran jarak jauh itu mahal!

Sediakan Ruangan Khusus untuk Belajar

Sekalipun anak belajar di rumah, sediakan ruangan khusus untuk belajar. Ibu tak perlu membuatkan ruangan baru. Cukup pilih salah satu sudut rumah yang nyaman dan tenang untuk belajar. 

Tidak ada gangguan atau distraksi yang memecah konsentrasi belajar anak. Matikan televisi dan sumber suara lain yang mengganggu. 

Pantau dan Awasi Anak ketika Anak Melakukan PJJ

Nah, ini penting sekali Moms! Pastikan anak belajar dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai, tahunya kita anak di kamar sedang belajar tapi nyatanya sedang bermain game online.

Jadi, pernah ada salah orang tua siswa datang ke sekolah. Jadwal belajar sudah aktif satu minggu. Namun, orang tua siswa heran ketika anak ditanya tugas sekolah, tak ada tugas satu pun. Hampir setiap hari si anak meminta jatah pulsa. Katanya, pulsa boros karena setiap hari tatap muka virtual. Padahal, di sekolah kami setiap hari hanya ada dua jadwal tatap muka dengan durasi hanya 30 menit setiap mata pelajaran.😓

Usut punya usut, ternyata si anak jarang bergabung dengan kelas virtual yang telah disediakan. Lalu kemana habisnya kuota internet yang hampir setiap hari diminta ke orang tuanya?

Oleh karena itu, ibu harus bisa memantau dan mendampingi anak belajar selama belajar dari rumah. Teknologi memang sangat bermanfaat. Namun, jika tidak digunakan dengan tepat juga bisa mendatangkan mudharat.  

Ajak Anak Bermain

Pembelajaran jarak jauh sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Di sekolah, anak dapat bertemu dan menjalin komunikasi dengan teman-temannya. Namun, sejak harus belajar di rumah anak tak lagi bebas mengembangkan kemampuan sosialnya.

Oleh karena itu, ibu perlu memahami kebutuhan ini. Ajak anak bermaian bersama anggota keluarga lain atau sekadar keluar rumah melihat birunya langit dan hijaunya pepohonan. Hal ini sangat bermanfaat agar anak ceria selalu walau tak bisa bertemu dengan sahabat dan guru idolanya.

Jaga Kesehatan Mental dengan Konsultasi yang Tepat

Masa seperti ini tentu bukan hal yang mudah. Anak umumnya lebih nyaman belajar dengan gurunya dibanding sama emaknya. Saat seperti ini Ibu mesti sabar.

Saya sendiri merasakan bagaimana susahnya ngajari anak. "Kata Bu Guru yang bener begini," begitu katanya. Apa yang disampaikan emaknya enggak didenger, padahal emakmu ini ya guru lho Nduk! 

Ini baru satu anak, bagaimana kalau anaknya dua atau malah tiga? 😅

Oleh karena itu, ibu wajib untuk selalu menjaga kesehatan mental. Salah satu tempat yang tepat untuk berkonsultasi mengenai kesehatan mental adalah Halodoc.

Kawan Suzan jangan parno. Kesehatan mental terganggu tidak selalu bermakna negatif ya! Masa seperti ini ibu rentan stres, mengalami kecemasan berlebih, atau depresi karena teramat lelah. Itu semua wajar kok.

Kawan Suzan bisa mendiskusikan apapun masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesehatan mental melalui Talk To Doctor atau kanal khusus terkait kesehatan jiwa milik Halodoc. Unduk aplikasinya di Apps Store atau Google Play Store. 

Halodoc adalah sebuah aplikasi kesehatan berbasis android. Aplikasi ini bertujuan memberi kemudahan akses layanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat. Kawan Suzan cukup membuka layanan Kesehatan Jiwa yang ada di halaman awal Halodoc. Setelah itu tinggal pilih bidang Psikologi Klinis atau Kedokteran Jiwa yang dibutuhkan. Lalu, kosultasilah sepuasnya dengan dokter, psikolog, atau pisikiater yang sudah dipilih! Mudah bukan?

Bukanlah Momok, Pembelajaran Jarak Jauh Memiliki Keunggulan yang Wajib Ibu Syukuri

Sejak awal kemunculannya, pembelajaran jarak jauh dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Padahal, jika dipetik hikmahnya, ada beberapa hal yang wajib disyukuri seorang ibu akibat adanya peembelajaran jarak jauh ini.

Waktu Bersama Anak Meningkat

Dengan adanya sistem belajar dari rumah, otomatis waktu anak akan lebih banyak di rumah. Umumnya, anak bersekolah dari pukul 07.00 hingga pukul 14.00. Belum lagi waktu yang digunakan untuk persiapan berangkat dan pulang dari sekolah. Waktu anak di rumah sangat terbatas. 

Dengan adanya pembelajaran jarak jauh, anak dituntut untuk selalu di rumah. Keluarga, terutama ibu memiliki waktu lebih lama bersama anak-anak. Tak ada lagi alasan untuk sulit bertemu buah hati karena anak sibuk sekolah.

Orang Tua  dan Anak Mempunyai Kesempatan Memperkuat Hubungan

Renggangnya hubungan anak dan orang tua karena terbatasnya waktu bersama. Sejak adanya BDR, anak dan orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk bersama.

Hal ini dapat dimanfaatkan dengan melakukan berbagai hal yang sama-sama disukai. Memasak, membersihkan rumah, berkebun, atau bahkan piknik di halaman belakang bisa menjadi alternatif kegiatan untuk saling memperkuat cinta kasih.

Pendidikan Karakter dapat Diprioritaskan

Inilah waktunya penebusan. Kesibukan dan juga kepasrahan kepada instansi pendidikan kadang membuat orang tua lalai bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan anak ada di tangannya. 

Kita sebagai orang tua tidak bisa menyerahkan karakter anak sepenuhnya pada lembaga pendidikan atau pun guru. Berapa banyak siswa yang harus mereka urusi.

Saat seperti ini bisa jadi waktu terbaik untuk membentuk karakter anak. Ibu dapat membuat berbagai aturan, kegiatan, atau treatment untuk mengasah karakter anak. 

Latih anak untuk memenuhi kebutuhan sendiri seperti makan sendiri atau mencuci baju sendiri. Biasakan anak menghormati orang yang lebih tua. Beri aturan tegas tentang kedisiplinan.

Jadi, tak ada alasan untuk menggerutu, mengeluh, apalagi mengutuk pembelajaran jarak jauh. Masing-masing dari kita hanya perlu memahami bahwa pendidikan anak ada di tangan orang tua. Jika sudah seperti ini, maka kita kan legawa mendidik anak-anak. 

Bahagia selalu, Ibu. Ibu yang bahagia akan mampu membahagiakan anak-anaknya. 😊
Susana Devi Anggasari
Susana Devi Anggasari Hai, saya Susana Devi. Mamak dari Duo Mahajeng, Mahajeng Kirana dan Mahajeng Kanaya. Untuk menjalin kerja sama, silakan hubungi saya.